Kamis, 04 Juli 2013

Kascing dan Pengkomposan Limbah Ternak

Kascing merupakan solusi untuk mempercepat pengkomposan limbah ternak. Beberapa pembaca mungkin belum mengetahui bahwa proses pengkomposan limbah ternak secara alami membutuhkan waktu kurang lebih 8 minggu. Hal ini menjadi sebuah permasalahan yang cukup pelik saat ini, dimana para peternak modern bisa memiliki hingga ribuan ekor ternak di kandangnya.


Vermicomposing adalah salah satu solusi yang ramah lingkungan untuk mempercepat proses pengkomposan. Yang semula membutuhkan waktu hingga 8 minggu kini dengan vermicomposing hanya membutuhkan waktu setengahnya ( 4 minggu ). Tidak hanya mempercepat, penelitian telah membuktikan bahwa kascing sebagai hasil dari vermicomposing juga memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik bagi tanaman. 

Nutrisi Tinggi Cacing Tanah Cocok Untuk Pelet Ikan

Kandungan nutrisi yang ada pada cacing tanah memiliki kadar protein yang tinggi dan cocok jika digunakan sebagai bahan pembuatan pelet ikan. Mari kita lihat kandungan yang terdapat pada cacing tanah jenis Lumbricus Rubelius :

  • Protein Asam Amino  : 60% - 70%
  • Lemak  : 7% -10%
  • Abu  : 8% - 10%
  • Energi  : 900 - 4100 kalori/gram
Pertumbuhan ikan ditentukan oleh kandungan protein dalam makanannya. Dengan melihat komposisi diatas kita dapat diketahui jika kandungan protein yang ada pada cacing tanah sangatlah tinggi dan memiliki komposisi asam amino essensial yang lengkap. Dapat dikatakan jika seekor ikan dapat memakan cacing tanah ini maka akan memacu pertumbuhannya dan memberikan ekstra kekebalan terhadap penyakit.

Kotoran Cacing Digunakan Sebagai Kosmetik

Cacing tanah sebagai bahan kosmetik memang sudah bukan rahasia lagi. Namun jika kotorannya yang digunakan sebagai bahan kosmetik mungkin belum banyak yang mengetahui. Nama produk ini adalah Wrinkle Butter yang digunakan sebagai cream anti-aging atau obat awet muda.
Fresh Beauty Market Wrinkle Butter

Pembaca bisa mencari produk ini dengan searching di google atau di toko-toko online seperti amazon.com . Sebuah produk yang diluncurkan oleh Fresh Beauty Market ini berbahan dasar ekstrak dari kascing atau vermicompos. 
  • Kascing telah terbukti dapat menghasilkan tanaman yang lebih baik dengan lebih cepat dibandingkan dengan suplemen bahan-bahan kimia yang tentu saja tanpa efek samping. 
  • Kascing juga dapat memperpanjang umur tanaman dengan cara memberikan energi pada sel batang tanaman dengan berbagai senyawa anti-penuaan yang organik. 
Berangkat dari fakta-fakta tersebutlah para peneliti kosmetik mencoba mengekstrak kotoran cacing atau kascing dan menerapkannya pada manusia.

Cacing Tanah Untuk Obat

Di Cina beberapa jenis cacing tanah (dalam bahasa cina dikenal dengan sebutan Di Long) diolah menjadi macam-macam obat-obatan herbal yang dikonsumsi oleh manusia. Mungkin beberapa pembaca pernah membacanya di surat kabar atau internet. Namun ada beberapa fakta yang mungkin terlewatkan oleh kebanyakan orang diantaranya :

  • Obat-obatan cina merupakan ramuan dari beberapa jenis bahan yang diolah dengan sebuah formula atau rumus sehingga menjadikannya berkhasiat sebagai obat.
  • Di Cina pada umumnya obat-obatan herbal diolah menjadi kering sehingga dapat dicampurkan ke dalam teh dan diminum.

Jadi jika ada orang yang mengatakan kita bisa menggali cacing tanah di kebun dan memakannya sebagai obat tipus, maka pernyataan ini belum sepenuhnya benar atau sepenuhnya salah. Kenapa tidak sepenuhnya salah, karena cacing tanah memang memiliki kandungan protein yang tinggi dan telah dikonsumsi di banyak negara di dunia. Dan kenapa tidak sepenuhnya benar karena cacing tanah sebagai obat tidak "berdiri" sendiri, dibutuhkan bahan-bahan lain yang dicampurkan untuk menjadikannya obat.

Sebelumnya pernah kita bahas mengenai jenis-jenis cacing tanah, supaya tidak salah jenis cacing tanah yang biasa digunakan sebagai bahan obat ada 2 (dua) jenis yaitu :

Pheretima Asiatica atau dikenal juga dengan Asia Earthworm

Grey worm (Aporrectodea caliginosa)
Aporrectodea Caliginosa Trapezoids atau dikenal juga dengan Grey Worm

Senin, 20 Mei 2013

Jenis Cacing Tanah Untuk Budidaya

Jenis-jenis cacing tanah yang paling banyak dibudidayakan berasal dari famili Megascolicidae dan Lumbricidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus.

Beberapa jenis cacing tanah yang kini banyak diternakan antara lain :
Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan.

Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelum-nya terletak pada segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung.

Cacing tanah jenis Perionyx berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah kecokelatan dengan jumlah segmen 75-165 dan klitelum-nya terletak pada segmen 13 dan 17. Cacing ini biasanya agak manja sehingga dalam pemeliharaannya diperlukan perhatian yang lebih serius.

Cacing jenis Lumbricus Rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis yang lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan dan produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak bergerak. mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain.

Mengenal Cacing Tanah (Bagian Dua)

Cacing tanah bukanlah hewan asing bagi kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Hewan yang tampak lemah dan menjijikkan ini seolah tidak ada manfaatnya sama sekali. Namun hewan ini memiliki potensi sangat menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.

Dalam hubungannya dengan sejarah kelestarian lingkungan hidup dan peningkatan pangan dunia, peranan cacing tanah telah diketahui sejak dahulu kala. Seorang ahli filsarat Yunani, Aristoteles, banyak menaruh perhatian terhadap cacing tanah. Ia menyebut cacing tanah adalah perutnya bumi. Pada tahun 69-30 SM, ratu cantik Cleopatra yang saat itu berkuasa di Mesir melarang bangsa mesir memindahkan cacing tanah keluar dari Mesir. Bahkan petaninya dilarang menyentuh cacing, sebab pada waktu itu cacing tanah dianggap sebagai Dewa Kesuburan.

Dalam catatan klasik Tiongkok, cacing tanah disebut Tilung atau Naga Tanah. Cacing tanah ini sudah sejak dahulu kala mereka gunakan dalam berbagai ramuan untuk menyembuhkan macam-macam penyakit. Seorang cendekiawan terkenal, Charles Darwin, telah menghabiskan waktunya selama hampir 40 tahun untuk mengamati kehidupan cacing tanah. Ia menyebut cacing tanah sebagai mahluk penentu keindahan alam dan pemikat bumi.

Para petani juga telah mengetahui secara turun temurun bahwa tanah yang banyak cacing tanahnya kesuburannya meningkat. Luar biasa peranan serta sumbangan cacing tanah terhadap kehidupan manusia.

Baca juga - Mengenal Cacing Tanah (Bagian Satu)

Hama dan Musuh Cacing Tanah

Lintah membunuh cacing tanah dengan cara menghisap darah cacing sampai habis. Cara pengendaliannya yaitu dengan menaburkan tembakau di permukaan media.

Kumbang menaruh telur-telur dalam media. Setelah telur-telur tersebut menetas menjadi larva, larva akan memakan media dan pakan cacing tanah. Biasanya kumbang jarang ditemukan, tetapi bila menemukan kumbang di permukaan media, segerah dibunuh.

Semut merah, memakan pakan cacing tanah yang mengandung karbohidrat dan lemak. Padahal kedua zat ini diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan dilakukan dengan cara sekitar wadah pemeliharaan diberi air cukup.

Tikus, memakan pakan cacing tanah yang berupa butiran, biasanya sisa pakan ayam. Menanggulangi gangguan tikus dengan cara memasang alat perangkap.

Warung Cacing. Diberdayakan oleh Blogger.